Eits, cerita sebelumnya belum selesai ini ada lanjutannya.
Gue beserta rombongan Winter Camp langsung bergegas ke pesawat setelah menunjukkan boarding pass kami masing-masing. Seingat gue, kursi gue saat itu G-47. Urutan kursi pesawat yang gue tumpangi bisa dibilang cukup absurd. Kenapa? Karena setelah A-B-C dilanjutkan dengan G-H-I. Entah karena ada sesuatu yang menyebabkan mereka skip huruf D-E-F, but I don't really care about it.
Akhirnya, kursi gue ketemu juga. Gue terlalu fokus melihat ke arah bagasi kabin karena bingung gimana cara angkat koper kecil gue yang beratnya udah kayak apaan tau. "May I help you, miss?" tanya seorang pramugara yang mungkin berwarga negara Cina dan bahasa Inggrisnya sangat lancar. Gue hanya menganggukkan kepala dan dengan sigap dia mengambil koper kecil ungu milik gue dan menaruhnya di bagasi kabin. "Thanks." "No problem," katanya disertai senyuman manis. Gila gila gila, ganteng juga nih orang. Astaga, ternyata bukan cuma dia yang ganteng. Masih banyak pramugara lain jalan bolak-balik di koridor pesawat, bikin gue terpesona. Lah... Jadi ngelantur. Anyway, sebelum gue duduk di calon kursi gue, gue menganalisa terlebih dahulu (cie elah) siapa yang bakal duduk di sebelah gue. Mungkin aja bukan salah satu teman dari rombongan Winter Camp. Dugaan gue bener, ternyata emang bukan. Tapi setelah gue lihat... Oh my Gosh. Gila. Shock. Kaget. Yea lebay. Bule yang tadi gue lihat di airport ternyata duduk tepat di sebelah calon kursi gue. Mungkin dia dapet yang H-47 jadi posisi dia di tengah. Gue di pojok, dekat koridor. Dia melihat ke arah gue dan tersenyum ramah, otomatis gue senyumin balik. That's it, anaknya pasti ganteng banget.
"Hello there," sapanya ramah setelah gue memasang safety belt pesawat. Gila, jedag jedug kayak orang clubbing coy rasanya. Udah sekian kali gue disapa sama bule, tapi kali ini kelihatan kalau orang yang sapa gue tuh ramah banget. "Hello," jawab gue singkat, jelas, dan padat. Dia menganggukkan kepala sambil tersenyum dan mulai menanyakan banyak hal mengenai keberadaan gue di Wuhan. "Wow, you're a very lucky girl." begitulah responnya setelah gue menjawab dengan lengkap semua pertanyaan dia menggunakan Bahasa Inggris. "Why do you think so?" tanya gue heran. "Because not everyone gets to have a Winter Camp in China. I'm sure you had a lot of great experiences." katanya dengan logat British yang kental. Gue berpikir, benar juga nih bule. "So, what's the best place you've ever visited in Wuhan?" tanyanya lagi sambil sedikit memutar badannya ke arah gue. "I've visited so many amazing places in Wuhan. I can't even choose which one is the best!" kata gue sambil mengangkat bahu, "what about you?" tanya gue balik. Sok berani banget gue nanya-nanya bule. "What do you mean?" Mampus gue. Salah nanya nih kayaknya. "I mean, what were you doing in Wuhan?" aduh grammar gue bener engga tuh? Udah lah, apapun jawabannya, nyengir aja. "Ohh, I was having a business here." Seperti yang tadi gue pikirkan, gue nyengir doang. Aduh gue engga berani ngebayangin ekspresi gue saat itu. Mungkin udah kayak keledai mabuk yang lagi nyengir memamerkan giginya. "How old are you?" tanya bule itu. "I'm fifteen." jawab gue dengan mantap. Gue mau tanya umur bule itu, tapi gue engga berani. Ya iyalah! Dia kan lebih tua daripada gue, kalau nanya usia ke orang yang mungkin lebih tua itu engga sopan. Seolah dia bisa baca pikiran gue, dia langsung bilang, "ah, half of my age." Otak gue langsung bekerja cepat. Oke, umurnya sekitar 30-an. "I'm very surprised!" katanya lagi. "Why?" gue ketawa mendengar logat British nya yang kedengeran banget. "Your English is very good! Because some Indonesian teenagers can't speak English very well like you." jawabnya. Woy, suara serek-tapi-rada-cempreng gue rasanya pengen keluar dari mulut gue saat itu juga. Tapi engga bisa, situasinya engga tepat. Ini di pesawat coy. Dengan nada santai gue jawab, "thank you." Gue ngobrol banyak hal sama dia. Mulai dari pengalaman-pengalaman hidup yang menyenangkan, keluarga, sampai akhirnya percakapan seru itu dimulai.
"You said you've been to Egypt, right?" tanya si Bule. "Yep," jawab gue singkat. Dia mengeluarkan seuntai liontin emas dari kemejanya. "This is the sign of the pharaoh." katanya sambil memperlihatkan sebuah lambang Mesir kuno. "It's beautiful." kata gue sambil terus memperhatikan kalungnya. Setelah selesai, dia kembali memasukkan kalungnya ke dalam kemejanya. Kami kembali berbincang-bincang mengenai banyak hal. Ternyata dia orang kaya. Dia udah mengunjungi seluruh negara di dunia kecuali Tibet dan The Poles. Wow. Gue takjub mendengar semua pengalaman dia di masing-masing negara, asik banget pasti jadi dia. Dia sempat menyalakan handphone nya diam-diam hanya untuk memperlihatkan foto-foto dia selama dia di Wuhan, Paris, Roma, Dubai, EVEN BALI! Bule ini tidak memiliki agama, tapi bukan berarti gue engga boleh ngobrol sama dia. Buat apa gue beda-bedain orang yang bakal gue ajak ngobrol sesuai sama agamanya? Menurut gue semua orang sama yaitu manusia ciptaan Tuhan yang suka mengulang kesalahan. Oh ya, gue sempat dibikin kaget sama bule ini. Ternyata dia masih single. Artinya... Dia ngga punya anak T_T hahaha. Engga apa-apalah yang penting gue senang bisa ketemu sama orang yang baik seperti bule ini. Gue juga dibikin kaget bukan karena status dia yang 'single', tapi ternyata... DIA TINGGAL DI SEKTOR 8 BINTARO. Gue sekolah di Bintaro, jadi setiap hari gue bolak-balik Bekasi-Bintaro. Iya, rumah gue di Bekasi. I won't talk about it.
"You know what? My brother passed away two years ago because of a cancer, but he stayed strong and felt like he didn't have any cancer. Whenever I asked him 'how do you feel?' he answered the same thing, 'I'm great!' even I knew that he was in pain. Let me tell you this, when you're sick or feeling down, keep smiling and say 'I'm okay, I'm good. Everything's gonna be fine.' Don't be like 'oh no, I'm sick. My life is over.' Never say that." gue terkesima dengan ucapan-ucapannya yang sangat inspiratif. "Do you know what's the difference between chase your dreams and reach your dreams?" tanyanya. "I thought they're the same?" gue bingung saat itu. "No. They're different. 'Chase your dreams' means you have to cahse it, but you're not sure if you're gonna get it or not. 'Reach your dreams' means you've reached it, with all things that you did, all of your efforts." gue manggut-manggut doang sambil berpikir pastinya. Bule ini bisa banget ya. Udah kaya, pinter pula. "Also, don't ever say 'I don't want to be sad today' but say the opposite which is 'I want to be happy'" Iya, dia bener. Gue belajar banyak dari dia, gue beruntung bisa ketemu sama dia. Dia adalah salah satu dari empat orang yang menginspirasi hidup gue. (Pertama bokap, kedua nyokap, ketiga Justin Bieber, keempat dia.)
"If you want to get your goals, just believe in yourself, follow your heart, and do your best. Since you're a Christian, don't forget to put God in your life as one of your priorities. Have faith in Him." gue hanya bisa mengaminkan dalam hati. Engga kerasa pesawat udah landing di Guangzhou. "Wow, we're here. Time flies that fast?!" katanya lagi. Gue cuma ketawa. "We've been talking non stop for two hours and I didn't even get to know your name!" OH IYA! Ya ampun! Daritadi dua jam di pesawat ngobrol-ngobrol sampai lupa nanya nama masing-masing! Gue segera mengulurkan tangan kanan gue, "My name is Linkan. Linkan Letlora." Dia menjabat tangan kanan gue, "I'm George." dia tersenyum ramah. "It's a pleasure to meet you, George." "Pleasures all mine, Linkan." katanya. George punya nama Prancis, karena ibunya berdarah Prancis, tapi sayangnya gue lupa nama Prancis dia apa, yang gue ingat nama Inggris nya. "Thanks for sharing everything to me, George. You should really write a book!" usul gue. Entah kenapa, awalnya gue takut banget ngobrol sama George, tapi lama-lama gue enjoy banget. "A book? You think so? Well, I think I might gonna write one." "Great! If you do, I'll be the first who buys it." dia tertawa. Oh ya, dia transit di Guangzhou selama dua jam lalu kembali melanjutkan perjalanannya ke Bangkok, Thailand. Another business trip I guess. "I'm going back to Indonesia on January 26th. I hope to see you again in Bintaro." dia ketawa lagi. Entah kenapa George senang banget ketawa. "Absolutely, George!" kata gue. Setelah beberapa penumpang sudah turun, gue beserta George berdiri untuk ambil barang bawaan kami di bagasi kabin. "Thank you!" sahut gue setelah dia membantu untuk nurunin koper gue. Kami berjalan menusuri kordior pesawat ke arah pintu keluar. "Thank you, Sir. Thank you, miss." kata pramugari pesawat dengan ramah. "I'm so lucky to meet you." kata gue. "No, I AM lucky to meet you. I've never talked everything about my life to a teengaer like you before." jelasnya. "Well, I have to go now. It's very nice to meet you, Linkan. I hope to see you soon in Bintaro!" lanjutnya sambil melambaikan tangannya dan berjalan menjauh. "Me too, George. Nice to meet you too. See you in Bintaro!" sahut gue sambil melambaikan tangan. Dia hanya tersenyum seperti biasanya.
Itulah George, bule atau bisa disebut juga 'orang asing' yang berhasil menginspirasi hidup gue. Gue bersyukur banget bisa ketemu dan berinteraksi langsung sama dia di pesawat. Sekarang udah tanggal 9 Maret 2012, tanggal 26 Januari 2012 udah lewat. Sampai sekarang, gue belum ketemu sama George. Mungkin gue engga bakal ketemu lagi sama dia. Satu hal yang bisa bikin gue inget sama dia, yaitu belokan ke arah Sektor 8 River Side Bintaro. Setiap kali gue lewat situ, gue suka berpikir... George tinggal di mananya ya? Ah, mungkin gue bisa ketemu lagi sama dia, someday. Mungkin saat gue ketemu sama dia, dia udah punya keluarga? Udah menikah sama wanita cantik dan punya anak laki-laki atau perempuan yang lucu. Nyokap gue bilang kalau gue beruntung banget bisa ketemu sama dia. Mungkin aja dia utusan Tuhan yang bisa memotivasi hidup gue buat jadi orang sukses seperti George di masa depan.
Gue berharap banget bisa ketemu lagi sama dia, entah kapan dan di mana. Kira-kira sekarang dia di mana ya? Mungkin sedang melakukan another business trip di luar negeri. Mungkin dia ke Tibet? Mungkin dia ke South or North Pole? Mungkin juga dia sedang merenung memikirkan bisnisnya dalam rumahnya yang terletak di Sektor 8 River Side Bintaro.
No comments:
Post a Comment